Sabtu, 11 Juni 2016

Pujilah Aku Selamanya



 
Apakah kamu benar-benar mencintaiku? Aku takut saat kamu berkata bahwa kamu ingin aku mendampingi kehidupanmu suka dan duka. Sungguh, saat kamu mengatakannya, aku tak percaya. Akhirnya, kamu mau mengikat janji suci padaku.


Sungguh, aku tidak bisa bohong kepadamu, saat aku berkata aku tidak bersedia. Karena aku takut, takut akan kegagalan pernikahan. Takut bahwa cinta yang kamu berikan tidak selamanya untukku. Aku terlalu takut untuk mengambil resiko terburuk dalam kehidupanku bersamamu.

Ketakutanku itu, berhasil kamu singkirkan saat kamu berkata kepadaku dengan tatapan yang sungguh-sungguh tulus dari hatimu.... masih teringat dan masih jelas disanubariku tiap perkataanmu...

Kamu berkata:

  • Aku akan memujimu selamanya, meskipun tubuhmu tidak seseksi dulu, saat kita bertemu 
  • Aku akan memujimu selamanya, walaupun matamu sudah mulai redup karena waktu 
  • Aku akan memujimu selamanya, bahwa kamu adalah wanita tercantik yang hadir dalam kehidupanku 
  • Aku akan memujimu selamanya, bahwa aku adalah pria yang mencintaimu dan takut kehilangan dirimu 
  • Aku akan memujimu selamanya, walaupun masakanmu tidaklah seenak masakanku tetapi aku menyukainya. 
  • Aku akan memujimu selamanya, tanganmu yang hangat yang akan keriput tetapi kehangatannya tetap sama, saat pertama kali aku bertemu denganmu 
  • Aku akan memujimu selamanya, senyummu selalu menghangatkan dan menceriakan hari-hariku yang terpuruk. 
  • Karena aku, Aku akan memujimu selamanya sebab kamu adalah cinta sejatiku dan aku ingin hidup semati denganmu selamanya sampai maut memisahkan kita.


Janjimu padaku, bagaikan madu yang tidak pernah habis dari sarang lebah. Karena, kamu telah menepatin janjimu sampai usiaku senja. Janji itu, saat kita masih muda dulu. Sekarang, kita sudah lansia tetapi cinta kita tetap abadi bersama usia yang menghampiri kita. Topan, angin ribut yang mencoba menghancurkan cinta kita, tak sekali pun benar-benar bisa menghancurkan hubungan yang telah kamu rajut bersamaku. Karena kamu selalu memujiku dikala aku:


  • Aku merasa bosan denganmu, tetapi suara lembutmu menyadarkan ku, betapa beruntungnya aku.
  • Aku merasa bosan denganmu, karena aku selalu menghabiskan waktu memasak didapur untuk dirimu, tetapi walau masakanku tidak enak, kamu tak pernah sekalipun mengatakan hal buruk akan hal itu. Kamu makan dengan tersenyum dan bahagia mengatakan bahwa masakanku adalah makanan yang terenak di dunia.
  •  Aku merasa bosan denganmu, karena aku harus terus berada disampingmu dan teman-temanku sibuk berpelesiran, tetapi kamu membuat kebosanan itu menjadi candu bahwa waktu berdua denganmu adalah momen terindah. Karena banyak hal yang kamu berikan padaku, meskipun tidak secara mahal tetapi indah dan bagaikan aku seorang putri yang patut dijaga.


Terimakasih, telah memujiku selamanya. Sama seperti janjimu padaku. Walaupun sekarang aku telah tua, tetapi aku tetap merasa cantik dan seksi. Karena pujianmu tidak pernah ada habisnya. Tuhan mengirimkanku belahan jiwa yang sempurna.

0 comments:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger