Senin, 14 November 2016

Hujan Obat Stress




Belakangan ini, kota ku selalu diguyur hujan. Membuat sebagian orang merasa kesusahan. Khususnya emak-emak yang notabennya ibu rumah tangga, mereka mengeluh cucian yang tidak kering, menjemput anak ke sekolah dengan kerepotan yang luar biasa.


Hujan bukanlah hal yang menyebabkan stress, melainkan obat stress. Jika, kita bisa meluangkan sejenak, duduk manis dan mendengarkan rintikan hujan, merasakan air hujan yang turun langsung dari langit. Melamunkan hal-hal yang indah, membawa rindu ini ada di dalam hati.

Sayangnya, waktu yang menuntut kita untuk bergerak cepat, mengeluh dan kesal. Kala hujan datang. Hujan obat stress, jika kamu mau mendengarkan dentingan merdu. Musik alam yang turun untuk menghibur hati yang terluka, menghibur jiwa yang kepanasan. Menutup kisah duka sesaat, kala mendengar berita kejam dan keji. Sungguh, hidup ironis, anak tak berdosa harus meninggalkan dunia dalam luka bantin dan badan yang cukup parah.

Bom! Kenapa masih menggunakan cara ini! Bukankan perbedaan itu indah? Selama, kita menghargai satu sama lain. Kenapa, harus mengorbakan jiwa anak-anak karena ketidak sukaan dengan perbedaan.

Teringat sebuah kisah, penebang kayu dan seekor katak, yang telah tertuang dalam diary citra. Kisah anak-anak yang menyimpan pesan moral, kamu tidak pernah mendapatkan apa yang kamu inginkan. Karena semuanya pasti, tidak sebaik yang kamu pikirkan.

Duka ini, kiranya hujan yang turun bisa meredam kepedihan mereka yang kehilangan. Sedangkan aku disini, menitipkan rinduku pada hujan. Biarlah rindu ini mengalir dan sampai pada samudara.

Salam hati merindu

0 comments:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger